Selasa, 18 Agustus 2015

Cara dini menangani kesurupan

artikel sebelumnya apa itu kesurupan
Seringkali orang yang kesurupan memiliki kekuatan yang melebihi kemampuan biasanya, dalam beberapa kasus kesurupan dia bisa berteriak teriak hingga berjam jam, atau bisa melemparkan beberapa orang yang sedang memeganginya. Ada lagi kesurupan mampu berbicara seperti bukan dia yang bicara, dalam keadaan seperti ini seseorang yang kesurupan sedang memasuki alam bawah sadarnya tepatnya di alam ketidaksadaran kolektif dimana menurut freud ketidaksadaran tersebut mengandung kekuatan jiwa (psyche) sehingga dia memiliki kekuatan yang melebihi seperti biasanya
Mengapa orang bisa masuk kedalam alam bawah sadarnya ? sebab utamanya adalah lemahnya kesadaran seperti orang mau masuk tidur, kenapa bisa tidur jawabnya tentunya karena lemahnya kesadaran karena faktor mengantuk. 

Beberapa Cara menangani kasus kesurupan;
1. Isolasi sesegera mungkin anak yang terkena kesurupan
2. Tenangkan suasana, karena kesurupan cenderung membuat suasana menjadi gaduh, ketakutan, dan crowded atau ramai.
3. Tenangkan anak yang mengalami kesurupan dengan membiarkannya, jangan dipaksa atau dipegang apalagi diteriaki terlebih di pukul pukul,
4. Kalau membaca Qur’an bacakan dengan penuh kekhusyuan dan dengan nada pelan sehingga akan menenangkan si sakit, kalau dibaca dengan menghentak hentak anak yang terkena akan semakin histeris dan teriakan dari pembacaan quran tadi akan memperkeruh keadaan. Dalam hal ini kita harus bijak dalam mendudukkan al quran jangan melecehkan quran dengan menggunakannya yang bukan pada tempatnya, gunakan quran sebagai petunjuk hidup bukan sebagai alat pengusiran jin.
5. Tempatkan si anak di tempat tertutup namun yang aman dan udara bisa keluar masuk dalam ruangan dengan baik
6. Jika keadaan semakin tidak terkendali, jangan memanggil paranormal, atau memanggil dukun dan sejenisnya. Namun panggilah dokter untuk memberikan obat penenang kepada si anak, dan jika sudah dampingi anak dengan orang tuanya
7. Mistis disekolah. Kesurupan sering terjadi biasanya di tempat yang bekas kuburan, atau dekat kuburan, karena nuansa mistis bisa menjadi condtioning event atau keadaan yang mengkondisikan terjadinya kesurupan.
8. Para guru jangan bersikap tahayul dan khurafat misalnya dengan mendatangkan ahli pengusir jin karena itu bukannya menghilangkan jin malah lingkungan sekolah menjadi tersugesti untuk kembali ke jaman animisme yaitu mempercayai Jin dan sebangsanya yang pada akhirnya akan melemahkan tauhid dan akibatnya adalah munculnya kesurupan. 
E. Perawatan Terhadap Korban Kesurupan Dalam Tinjauan Psikologi Islam
Bagaimanapun kesurupan merupakan salah satu fenomena kejiwaan yang bermasalah. Terjadinya peristiwa tersebut tidak lain karena labilnya jiwa seseorang. Untuk terhindar dari hal tersebut kita harus memiliki jiwa yang sehat. Ada tiga langkah yang ditempuh dalam mencapai kesehatan mental yakni pengobatan (kuratif), pencegahan (preventif), dan pembinaan (konstruktif). 

Langkah pengobatan ialah usaha yang ditempuh untuk menyembuhkan dan merawat orang yang mengalami gangguan kejiwaan, sehingga ia dapat menjadi sehat dan wajar kembali. Langkah pencegahan adalah metode yang digunakan untuk menghadapi diri sendiri dan orang .lain, guna meniadakan atau mengurangi terjadinya gangguan kejiwaan sehingga ia dapat menjaga dirinya dan orang lain dari kemungkinan jatuh kepada kegoncangan dan ketidaktentraman batin. Usaha ini, di samping usaha pribadi seseorang, juga termasuk usaha pemerintah dan masyarakat dalam memperbaiki dan mempertinggi sistim kebudayaan dan peradaban.
Langkah pembinaan di samping bertujuan untuk menjaga kondisi mental yang sudah baik, juga meliputi cara yang ditempuh orang untuk meningkatkan rasa gembira, bahagia dan kemampuannya dalam mempergunakan segala potensi yang ada seoptimal mungkin, seperti apa yang dilakukan orang dalam memperkuat ingatan, fantasi, kemauan, dan kepribadian. 
Kondisi mental seseorang yang sehat berbanding lurus dengan kedalaman cara beragamanya. Dia memiliki keimanan yang kokoh, sehingga dia tidak mudah dirasuki pikiran-pikiran yang tidak wajar. Disinilah diharapkan berfungsinya ketauhidan dalam diri seseorang. Kita meyakini bahwa dalam surat al-Ikhlas ayat 2 Allah sudah menjelaskan pada kita bahwa Dialah sandaran hidup dan tempat kita mengadukan persoalan seluruh masalah kita.
Tertancapnya keimanan seseorang, akan mengendalikan sifat emosinya. Dengan tauhid akan mampu menstabilkan tekanan pada amygdale ( system saraf emosi), sehingga emosi selalu terkendali. Emosi yang tenang terkendali akan menghasilkan optimalisasi pada fungsi kerja God Spot pada lobus temporal serta mengeluarkan suara hati ilahiah dari dalam bilik peristirahatannya.

Perlu kita melihat orientasi Spiritualisme Tauhid, yaitu:
1. Ketika terjadi masalah pada dimensi fisik,
2. Maka akan terjadi rangsangan pada dimensi emosi (EQ). Namun karena aspek mental telah dilindungi oleh prinsip tauhid, maka emosi akan tetap tenang terkendali.
3. Akibatnya, suara hati ilahiah pada dimensi spiritual (SQ) bekerja dengan normal. 
Keimanan merupakan solusi untuk menentramkan jiwa. Sehingga dapat membentengi jiwa dari segala pengaruh negatif. Berbicara tentang keimanan tidak terlepas dari ajaran agama Islam. Menurut Hasan al-Banna sebagaimana dikutip oleh Yahya Jaya, bahwa agama Islam merupakan semulia-mulia jalan bagi perbaikan dan pembinaan jiwa manusia, karena ajaran agama memenuhi kebutuhan jiwa dan mengendalikan manusia dalam pemenuhan kebutuhan jiwanya. 
Untuk lebih jelasnya Psikologi Agama sudah memberikan solusi dalam masalah gangguan jiwa ini yaitu metode Tazkiyatul Nafs.
a. Tazkiyatul al-Nafs sebagai Metode Bimbingan dan konseling dalam Agama Islam.
Tazkiyah memiliki dasar yang kuat dan mantap dalam agama Islam. Dalam al-Qur’an ditegaskan bahwa tazkiyah adalah misi utama risalah para rasul Allah, pokok pangkal ketaatan manusia, tujuan tertinggi kehidupan jiwa orang yang beriman dan bertaqwa serta padanya banyak bergantung kebahagian dan kesesengsaraan hidup manusia di dunia dan di akhirat. Seperti yang dijelaskan al-Qur’an yang Artinya: Sesungguhnya Allah SWT telah member karunia kepada orang-orang yang beriman, ketika Allah megutus kepada mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, menyucikan jiwa mereka (tazkiyah) serta mengajarkan kepada mereka al-kitab dan al-hikmah. Sesungguhnya sebelum kedatangan rasul, mereka benar-benar berada dalam kesesatan yang nyata. ( Ali Imran ayat 164) .

Dalam penyucian jiwa tersebut tidak terlepas dari peranan al-Qur’an sebagai panduan hidup umat Islam. Al-Qur’an sebagai sumber utama ajaran Islam berfungsi sebagai petunjuk, obat, rahmat, dan mau’izat (pengajaran) bagi kehidupan jiwa manusia dalam menuju kebahagiaan dan peningkatan kualitasnya sebagaimana yang ditegaskan oleh ayat berikut yang Artinya: sesunguhnya al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lurus dan memberikan khabar gembira kepada orang-orang yang beriman yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka adalah pahala yang besar. (QS. Al-Isra’ 9) 

Berdasarkan ayat tersebut dipahami bahwa untuk pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dan bahagia mesti dekat dengan agama. Dengan dalamnya jiwa keagamaan seseorang maka dia akan memiliki jiwa yang sehat. Kebahagian dan ketenangan hidup akan diraih dengan diamalkannya tuntunan Ilahi.
b. Psikoterapi dalam penanganan gangguan kejiwaan (kesurupan)

Psikoterapi berarti penerapan teknik khusus pada penyembuhan penyakit mental atau kesulitan-kesulitan penyesuaian diri setiap hari. Metode dan teknik psikoterapi biasanya dilakukan dengan wawancara. Dalam wawancara, penderita dibimbing ke sasaran yang antara lain mengubah pola kelakuan penderita dengan jalan menunjang perkembangan positif pada kepribadiannya dengan menghilangkan hambatan dalam kepribadiannya.

Teknik utama yang digunakan oleh para psikoterapis mencakup interview kedalaman, pengkodisian, sugesti dan penafsiran. Pengusahaan komunikasi yang akrab,baik monologis maupun dialogis, antara terapis dengan pasiennya. Dalam kondisi demikian pasien didorong serta diberanikan untuk mendiskusikan segala kecemasan dan pengalamannya yang paling intim (rahasia) tanpa ada pertimbangan moral atau kritsme di pihak terapis. Sebaliknya, terapis memperlihatkan sikap yang hangat dan memahami keadaan pasien atau kliennya untuk mengekspresikan diri serta meminimalisir rasa malu. 

Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa psikoterapi merupakan upaya pengobatan dan pemulihan kesehatan (fisik, psikis, iman dan kalbu) orang yang terganggu atau sakit melalui bantuan kejiwaan. Sehingga terciptalah pribadi yang kokoh secara emosi dan kematangan jiwanya.

F. Kesimpulan
Kesurupan merupakan reaksi kejiwaan yang dinamakan reaksi disosiasi atau reaksi yang mengakibatkan hilangnya kemampuan seseorang untuk menyadari realitas di sekitarnya, yang disebabkan oleh tekanan fisik maupun mental (berlebihan). Tetapi kalau kesurupannya massal, itu melibatkan sugesti. Reaksi disosiasi dapat terjadi secara perorangan atau bersama-sama, saling memengaruhi, dan tidak jarang menimbulkan histeria massal.
Kesurupan hannya terjadi pada diri orang yang memiliki jiwa yang lemah, sehingga ketika mendapat tekanan tidak mampu untuk mengatasinya. Orang yang lemah dari segi jiwa atau mental melepaskan ketidak berdayaanya dengan tanpa disadarinya masuk ke dalam bawah sadarnya. Ketika berada dalam wilayah bawah sadarnya tersebut terjadilah letupan-letupan emosinya yang tertahan selama ini. ketika hal itu terjadi, diiringi dengan daya kekuatan yang lahir dari dorongan kejiwaannya. Dia meronta dan melabrak orang disekelilinginya. Saat ini yang terjadi adalah dia berada dalam alam bawah sadar.
Dengan demikian dipahami bahwa kesurupan merupakan sebab dari lemahnya jiwa seseorang dalam menghadapi realitas social. Menurut penulis kesurupan yang marak terjadi bukanlah akibat diri seseorang dirasuki oleh jin. Namun justru karena adanya letupan emosi bawah sadarnya.
Kesurupan jangan dipelihara. Bagaimanapun ini merupakan masalah kejiwaan. Oleh karenanya solusi bagi masalah ini adalah bagaimana kita menciptakan jiwa yang sehat. Dengan kondisi yang sehat dan tenang akan membuat diri seseorang memiliki ketahanan di dalam menghadapi kerasnya hidup ini. Jiwa yang tenang hanya akan didapat dari ajaran-ajaran agama. Pengamalan ajaran agama akan menjauhkan seseorang dari keputus asaan.